Latar belakang: Hepatitis B adalah peradangan hati akut atau kronis yang disebabkan virus hepatitis B dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Hepatitis B kronik beresiko tinggi untuk terbentuknya fibrosis hati. Inflamasi kronis dan fibrosis hati adalah proses yang saling berhubungan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan kadar sel T regulator, serum Alanine Aminotransferase (ALT) dan Aspartate Aminotransferase (AST) antara pasien hepatitis B kronis dengan dan tanpa fibrosis hati. Metode: Penelitian ini dengan metode cross sectional terhadap pasien yang terdiagnosis hepatitis B kronis di Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang dan RS swasta di kota Padang selama 6 bulan. Sampel dipilih secara consecutive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Fibrosis hati di ketahui melalui fibroscan. Data di analisa dengan SPSS 21.0. Hasil: Sebanyak 32 pasien didiagnosa dengan hepatitis B kronik, sebanyak 50% terdapat fibrosis hati. Kadar Sel T regulator pasien hepatitis B kronik tanpa fibrosis hati 2,08% dan fibrosis hati 2,25%. Perbedaan antara kadar Sel T regulator pada kelompok ini tidak bermakna (p > 0,05). Kadar rerata ALT pada kelompok non fibrosis 19 IU/L (7IU/L-71IU/L) dan fibrosis hati 61 IU/L (13IU/L-625IU/L). Kadar rerata AST pada kelompok non fibrosis 15,5 IU/L (10IU/L-32IU/L) dan fibrosis hati 35,5 IU/L (10IU/L-476IU/L). Perbedaan kadar ALT dan AST pada ke dua kelompok ini bermakna (p < 0,05). Pada pasien hepatitis B dengan fibrosis hati memiliki kadar ALT dan AST yang tinggi dibandingkan kelompok tanpa fibrosis. Simpulan: terdapat perbedaan kadar sel T regulator pada kedua kelompok, namun tidak bermakna secara statistic. Kadar serum ALT dan AST lebih tinggi pada kelompok fibrosis hati dan perbedaan ini bermakna secara statistik. [ABSTRACT FROM AUTHOR]